INTANI.ORG – Di era modern seperti saat ini sudah menjadi hal umum dalam menggunakan kemajuan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan di segala bidang. Tak terkecuali Agronative Farm, kelompok tani hortikultura yang berada di Cibodas, Lembang, Bandung Barat.

“Kita di sini sudah mengaplikasikan beberapa teknologi seperti penggunaan green house, smart farming yaitu pengaplikasian IoT dan sistim pola tanam,” terang Dadan Kartiwa, narasumber inspiratif webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 96, Rabu (26/11/2022).

Dadan yang juga ketua kelompok tani Agronative Farm dengan anggota kurang lebih 80 orang menuturkan bahwa kelompok tani ini dibentuk sejak 2020.

“Sebelumnya saya sudah bertani, namun karena sering menghadapi kesulitan saat mencari pasar untuk menjual hasil panen dari situ saya mulai terpikir untuk membentuk satu kelompok tani yang lebih terstruktur maka terbentuklah Agronative Farm ini,” terangnya.

Untuk penggunaan IoT, Dadan menerangkan bahwa awalnya hanya untuk uji coba saja, hingga akhirnya terus berlanjut dan mampu sewa sendiri. “Kita kerja sama dengan Habibi Garden, sudah 50 persen lahan kami menggunakan IoT, dari satu software IoT bisa menjangkau satu hektar lahan”.

Dadan menuturkan dengan menggunakan IoT sangat mempermudah para petani untuk penyiraman dan pemberian nutrisi. Dari segi waktu juga sangat efisien, sehingga petani bisa melalukan aktivitas pekerjaan lain sebagai penghasilan tambahan seperti mengojek dan lainnya.

Pola tanam sendiri dilakukan untuk pemenuhan permintaan pasar agar bisa terus kontinu. Dadan mengatakan selain memenuhi pasar lokal mereka juga suplai ke beberapa start up seperti Tani Hub, Segari dan Pasarnow serta pasar ekspor.

“Kami biasanya ekspor baby buncis kenya ke Singapura, Hongkong dan Vietnam, selain itu kami juga ekspor kabocha hijau dan kuning. Ekspornya tidak langsung jadi melalui eksportir lagi,” ujarnya.

Sebagai usaha pengembangan bisnis pada 2021 dibentuklah Koperasi Produsen Pratama Agronative Indonesia dan juga melakukan kerja sama dengan BPRS HIK Parahyangan dan Dompet Dhuafa.

“Dari Dompet Dhuafa ada program Desa Tani, awal penerima manfaat 12 petani lalu semakin berkembang hingga menjadi 53 petani,” jelasnya.

Jadi untuk penyalurannya tidak diberikan dana langsung, Dadan bersama timnya memberikan petani lahan yang sudah siap olah dilengkapi teknologinya dengan satu bagian menggunakan green house dan dua bagian konvensional.

“Petani tinggal olah saja sesuai SOP yang kita berikan, hasil panennya pun kita yang ambil. Dari situ petani bisa lebih tenang karena bisa memperoleh harga yang stabil,” terangnya.

Lebih lanjut, Ustad Jajang Sugandi selaku anggota dan pengelola Agronative Farm juga menerangkan untuk pembuatan green house mengaplikasikan kearifan lokal sehingga harga jauh lebih terjangkau dan menjaga kelestarian alam berkelanjutan.

“Satu green house seluas 250 meter persegi butuh modal 10 juta rupiah, dengan estimasi ketahanan hingga lima tahun. Karena kami menggunakan bambu sebagai bahan baku utama, sehingga bisa murah namun tetap berkualitas,” ujar Ustad Jajang.

Selain itu, Agronative Farm juga memberdayakan para single parent untuk ikut dalam program ini. Untuk terus mengembangkan program kerja sama ini, Agronative Farm juga bekerja sama dengan PTPN untuk penyewaan lahan seluas 10 hektar.

“Sejauh ini sudah ada 50 green house dan selebihnya pertanian konvensional. Pertanian kami juga sudah semi organik, untuk kualitas produk bisa terjamin. Selain itu kami juga sedang mengembangkan produk olah seperti minuman kemasan, brownis dan aneka kripik yang di kelola koperasi,” terang Dadan.

Ketua umum Intani, Guntur Subaja sangat mengapresiasi pencapaian Agronative Farm, hal ini sejalan dengan konsep Intani ‘empower to power’, bagaimana memberdayakan masyarakat menjadi kekuatan. Ada lima langkah yang dilakukan Intani yaitu, capacity building, technology innovation, product development, social entreprise, collaboration.

“Agronative Farm ini merupakan roll model pengelolaan pertanian yang sesungguhnya, dari hulu sampai hilir terintegrasi dengan sangat baik. Selain itu sudah semi organik, ini sangat dibutuhkan agar terwujud pertanian yang berkelanjutan, tercipta alam yang lestari dan sehat bagi masyarakat,” terang Guntur.

Sebagai penutup Dadan juga menyampaikan untuk tidak ragu memilih profesi sebagai petani, karena sudah terbukti menjadi profesi yang bertahan disegala kondisi. “Untuk para petani muda harus terus berinovasi dan terbuka dengan teknologi berkelanjutan. Jangan ragu jadi petani, karena dengan menjadi petani sama dengan menjadi pahlawan bagi bangsa dan negara,” tutupnya.

Webinar inspirasi bisnis Intani dengan tema ‘Konsep Bertani Modern ala Agronative Farm’ dipandu oleh Ila Failani dan diikuti peserta dari berbagai daerah via daring zoom dan streaming di TANITV.*

LEAVE A REPLY