INTANI.ORG – Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia – INTANI secara aktif terus berkontribusi membangkitkan sektor pertanian salah satunya dengan rutin melaksanakan kegiatan webinar inspirasi bisnis Intani series setiap Rabu secara daring virtual zoom dan streaming di TANITV.

Pada seri ke 74 mengangkat tema ‘Cuan Bisnis Tanaman Hias Daun Aroid’ dengan narasumber Inspiratif Andi Aswan, owner The WG Garden Carompo, Tanete, Bone – Sulawesi Selatan. Milenial berusia 23 tahun ini memiliki gelar sarjana Pendidikan Biologi dan merupakan salah satu petani mitra program YESS yang di inisiasi Kementerian Pertanian.

Mengawali paparannya, Aswan mengatakan mendirikan The WG Garden sejak Maret 2020 saat masih duduk dibangku kuliah. “Saat pandemi tanaman hias itu kan booming, dari situ saya melihat peluang bisnis yang besar disana, jadi saya beranikan diri mulai budidaya dengan modal 300 ribu rupiah,” ujar Aswan, Rabu (15/06).

Memanfaatkan halaman rumah seluas 6m persegi saat mulai budidaya hingga saat ini memiliki green house kecil-kecilan. “Untuk memenuhi kebutuhan pasar saya berkolaborasi dengan petani tanaman hias lainnya. Namun masih kekurangan untuk suplai, karena kontinuitas produksi yang masih sedikit”.

Harga tanaman hias daun yang dijual Aswan bervariasi mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. “Ini Alocasia Suhirmaniana Varigata laku terjual 6,5 juta hanya satu helai daun,” ujar Aswan sambil memperlihatkan fotonya.

Untuk pasar lokal Aswan mengatakan selain Sulwesi Selatan pengiriman sudah ke Kalimantan, Sumatera, Papua, Jawa dan Bali. “Pasar ekspor sudah ada tawaran, namun kami masih mempelajari regulasinya sehingga untuk saat ini masih memilih sebagai supplier eksportir”.

Ila Failani, selaku host mengulik lebih jauh apa saja manfaat dan bagaimana bisa menjadi mitra dalam program YESS Kementan. “Untuk mendapat dana hibah kompetitif program YESS Kementan tidak cuma-cuma, ada tahapan verifikasi dari proposal usaha yang diajukan. Dan Aswan ini memiliki prospek usaha yang bagus, sehingga berhak menerima dana hibah kompetitif program YESS,” terang Astiani, perwakilan Dinas Kementerian Pertanian Bone – Sulawesi Selatan.

Lebih lanjut Astiani menjelaskan program YESS merupakan akronim dari Youth Enterpreneurship and Employment Support Service. Kegiatan ini didanai oleh IFAD (Internasional For Agriculture Development) bekerja sama dengan Kementan.

“Program ini fokus untuk meregenerasi para petani, bagaimana menarik minat para pemuda agar mau terjun ke sektor pertanian,” ungkap Astiani. Ia pun menyampaikan program YESS masih membuka kemitraan bagi siapa saja yang sesuai kualifikasi hingga tahun 2025.

Ketua umum Intani, Guntur Subagja menyambut baik untuk mensosialisasikan program YESS. “Melalui Intani, kita akan terus bersinergi dalam menyebarluaskan program ini agar lebih banyak dijangkau masyarakat dan tercipta sosok Aswan lainnya diberbagai daerah”.

“Market share tanaman hias ini sangat besar mencapai 7,8 juta USD dan Indonesia baru menguasi kurang dari satu persennya. Dengan program YESS bisa menjadi satu solusi bagaimana menarik minat milenial menjadi pengusaha muda disektor ini,” ujar Guntur.

Ia menambahkan dengan kekayaan tanaman endemik Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah, maka dibutuhkan kolaborasi antar pembudidaya tanaman hias agar tercipta rantai pasok yang kuat sehingga mampu memenuhi kebutuhan baik pasar lokal maupun global.*

LEAVE A REPLY