INTANI.ORG – Pada webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 72 dengan tema ‘Sukses Bisnis  Bibit Anggur Impor’ ditayangkan streaming di TANITV, Yosep Mulyana selaku narasumber inspiratif memaparkan secara detail proses budidaya bibit anggur impor.

Pria asal desa Sindanglaya, kecamatan Karangpawitan, Garut – Jawa Barat ini menjelaskan untuk budidaya bibit anggur impor butuh memperhatikan beberapa hal seperti penyesuaian lokasi tanam dan varietas bibit lalu persiapan media tanam, pemupukan, teknik grounding bibit, pembentukan tajuk, teknik pemangkasan, pengendalian hama dan pasca panen. “Anggur impor ini biasa hidup di empat musim, jadi perlu penangan ekstra untuk budidayanya,” jelas Yosep, Rabu (25/02).

Rekayasa musim dilakukan oleh Yosep dengan metode SPAP yaitu stress air, pemupukan, air jenuh dan pemangkasan. “Media tanam harus dijaga tetap lembab, karena pada dasarnya tanaman anggur tidak menyukai air berlebih. Saya juga menyarankan untuk tidak menyiram dengan air PDAM, bahkan lebih baik dengan air cucian beras”.

Lebih lanjut Yosep mengatakan yang saat ini ia lakukan sebatas pemulian bibit belum sampai membuat varietas bibit baru. “Untuk sampai kesana butuh proses yang panjang, minimal 4 tahun untuk anggur. Dan kita tidak bisa asal memberikan nama pada hasil silangan, harus mengikuti regulasi yang ada”.

Ila Failani, selaku host mengulik lebih jauh alasan pria 36 tahun ini fokus pada budidaya bibit anggur. “Alasan utamanya karena perputaran lebih cepat, sambil menunggu panen dari satu pohon saja bisa menghasilkan ratusan bibit. Selain itu jarang ada orang yang terjun ke sektor ini, karena dibutuhkan fokus dan ketekunan ekstra,” jelas Yosep.

Yosep memaparkan untuk harga bibit anggur impor tabulampot usia dua bulan dibandrol Rp. 500.000, sedangkan yang sudah masuk masa pembuahan minimal di harga Rp. 1.000.000 dan harga anggur Rp. 50.000 per kg. “Saya tidak akan menjual bibit sebelum pohonnya berbuah, agar konsumen yang datang langsung juga bisa merasakan experience panen anggur sendiri”.

Tidak hanya sekedar menjual bibit, Yosep selaku Duta Petani Milenial Garut dan Ketua Posluhdes Barokah Mekarsari Garut berkolaborasi dengan Garut Education Center (GEC) juga melakukan kegiatan edukasi kepada para siswa sekolah menengah maupun mahasiswa. “Kita juga sedang membangun greenhouse, selain untuk budidaya juga sebagai fasilitas edukasi”.

“Jadi kami ingin lebih banyak anak muda yang tertarik akan dunia pertanian dan tertanam di benak mereka bahwa petani itu profesi yang berkelas dan memiliki penghasilan yang menjanjikan,” pungkas Yosep.

Guntur Subagja, ketua umum Intani dalam pengantarnya sangat mengapresiasi atas dedikasi Yosep menginspirasi para pemuda untuk terjun ke pertanian. “Di tangan para milenial seperti ini, sektor pertanian jadi naik kelas. Dengan inovasi dan kreatifitas satu komoditi menjadi memiliki nilai yang tinggi, luar biasa”.

“Untuk pengembangan varietas, Intani siap berkolaborasi untuk regulasinya. Agar kedepannya ada varietas asli Indonesia yang bisa dibudidayakan ke seluruh Indonesia.”*

LEAVE A REPLY