INTANI.ORG – Regenerasi petani menjadi salah satu masalah yang dihadapi pemerintah dalam memajukan sektor pertanian nasional. Pemerintah pusat dan daerah sudah membuat beberapa program untuk mengatasi masalah tersebut seperti, Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) oleh Kementan RI dan Program Petani Milenial yang digagas pemerintah provinsi Jawa Barat.

Tak hanya pemerintah, institusi pendidikan juga menjadi bagian penting dalam mempercepat regenerasi petani. SMK PPN Tanjungsari menjadi salah satu contoh sekolah yang terus konsisten dalam mencetak generasi unggulan di sektor pertanian selama lebih dari satu abad.

“Dulu namanya Sekolah Usaha Tani (Lanbouwbedrijf school) Bodjongseungit, digagas oleh Kanjeng Pangeran Suriaatmadja pada 1913, lalu mengalami beberapa kali pergantian nama hingga saat ini menjadi SMK PPN Tangjungsari,” terang Tanty Hidayat saat membuka paparan sebagai narasumber inspiratif  webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 120.

Tanty yang juga sebagai ketua Program Studi (ATPH) menjelaskan ada lima jurusan agribisnis di SMK PPN Tanjungsari yaitu Agribisnis Tanaman Pangan & Hortikultura, Agribisnis Tanaman Perkebunan, Agribisnis Perikanan Air Tawar, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan Agribisnis Ternak Ruminansia.

“Saat ini setidaknya ada 300-400 siswa di tiap angkatannya, ini menjadi potensi besar bagi kami untuk ikut berkontribusi bersama pemerintah dalam mempercepat regenerasi petani dan mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia (world food storage) pada 2045,” ujarnya.

Sistem pembelajaran yang diterapkan khususnya untuk mata pelajaran produktif adalah dengan Project Based Learning (PjBL). “Dengan sistem ini bisa meningkatkan soft skill dan hard skill sehingga diharapkan nantinya siswa setelah lulus sudah memiliki bekal yang cukup untuk terjun berwirausaha di sektor pertanian,” jelasnya.

SMK PPN Tanjungsari menjadi pilot project sekolah kopi pertama di Indonesia yang diresmikan oleh Menko Bidang Perekonomian dan juga menjalin kerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Bidang Pertanian (LSP Kementan).

Untuk kegiatan PKL, SMK PPN Tanjungsari sudah bekerjasama dengan berbagai industri swasta, P4S dan institusi pemerintahan. Tanty juga menerangkan adanya program pertukaran pelajaran dan magang bagi para alumni.

“Sejak 2004 kita sudah kerjasama dengan Fukoi Norin High School dan untuk program magang bagi alumni minimal 3 tahun pelaksananannya ada di Jepang dan Taiwan,” terangnya.

Host webinar inspirasi bisnis Intani, Ila Failani mengulik lebih jauh bagaimana tahapan dan biaya untuk program magang bagi para alumni SMK PPN Tanjungsari.

“Untuk tahapannya itu para alumni mendaftar terlebih dahulu lalu ada proses seleksi, dan untuk biaya kami bekerja sama dengan Pemprov Jawa Barat jadi untuk transportasi dibiayai oleh mereka. Namun saat ini belum ada pemberangkatan lagi karena ada perubahan yang tadinya di bawah wewenang Pemprov Jawa Barat menjadi ke Dinas Pendidikan, sehingga perlu ada penyesuaian,” jelas Tanty.

Alumni pertama program magang di Jepang dan juga sebagai pengeolala yayasan serta administrasi para alumni yang akan mengikuti program magang, Tatang turut menuturkan ada tahap pembekalan bagi para alumni sebebelum di berangkatkan.

“Program yang sudah berjalan sejak 2008 ini memang di khususkan untuk para alumni, dan sebelum berangkat mereka ikut bimbingan dulu dari yayasan seperti pelatihan bahasa Jepang yang juga gurunya dari alumni program magang ini,” terangnya.

Tatang juga mengatakan ada program keuangan yaitu kosinokai yang bertujuan bagi para alumni yang ingin berangkat magang dan kekurangan biaya bisa pinjam terlebih dahulu. “Danannya itu dikelola dari tabungan para alumni magang sebelumnya serta dana bantuan dari pihak Jepang yang memang kami khususkan untuk yang membutuhkan biaya untuk pergi magang di Jepang ini,” jelasnya.

Mendengar paparan program-program yang ada di SMK PPN Tanjungsari, Ketua Umum Intani Guntur Subagja sangat senang dan mengapresiasi. Dalam pengantarnya, ia mengatakan sangat optimis dengan pertumbuhan generasi petani milenial.

“SMK PPN Tanjungsari ini saya yakin sumber daya unggul regenerasi petani akan tercipta, apalagi dengan sistem pembelajaran yang sangat terstruktur mulai dari bubidaya hingga siap masuk ke dunia industri,” terang Guntur.

Ia menambahkan hal ini sejalan dengan konsep Intani yaitu ‘empower to power’, bagaimana memberdayakan masyarakat menjadi kekuatan. “Ada lima langkah yang dilakukan Intani yaitu, capacity building, technology innovation, product development, social entreprise, & collaboration,” pungkasnya.

Webinar ini juga turut dihadiri oleh beberapa alumni yang juga sudah sukses di bidangnya masing-masing (Kuswanto terjun di sektor perkebunan kopi, Dede Yusuf terjun di sektor perkebunan teh dan hortikultura serta Ira Sobarna pengusaha DAMIU Kesehatan dan guru bahasa jepang),  dan juga ratusan peserta dari berbagai daerah via daring dan streaming di TANITV.*

LEAVE A REPLY