
Sebagai bagian dari upaya mendukung pengembangan sektor pertanian organik yang berkelanjutan, dilakukan kunjungan ke PT. Indoraya Mitra Persada 168 dan Tani Organik Merapi. Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan dan meningkatkan pemahaman mengenai praktik pertanian modern dan organik yang dapat diterapkan oleh komunitas tani di Indonesia. Kunjungan dilakukan pada tanggal 15 Februari 2025, bersamaan dengan kegiatan Bimbingan Teknis dan Uji Kompetensi Fasilitator Pertanian Organik Program TJSL PT. Pegadaian dalam kerja sama antara Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT. Pegadaian, Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian Organik (LSPPO), Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, dan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI).
Kunjungan pertama dilakukan ke PT. Indoraya Mitra Persada 168, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dan agribisnis. Dalam kunjungan ini, peserta sertifikasi mendapatkan wawasan tentang teknologi pertanian terbaru serta bagaimana integrasi antara produksi, pengolahan, dan pemasaran hasil pertanian dapat dilakukan secara efisien. Selain itu, perusahaan ini juga memasarkan produk utama mereka, yaitu pupuk hayati, yang mendukung praktik pertanian ramah lingkungan dan membantu meningkatkan kesuburan tanah secara alami.
Dalam perspektif mereka, pertanian organik adalah satu-satunya cara bagi petani untuk mencapai kemandirian. Dengan pertanian organik, tanah dapat memperbaiki dirinya sendiri tanpa ketergantungan pada pupuk sintetik, yang penggunaannya cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Jika dosis pupuk sintetik tetap, maka harga pupuk akan terus naik karena produksinya bergantung pada minyak dan gas, serta menghasilkan limbah dan waste. Hal penting dalam menjalankan pertanian organik adalah adanya regulasi, fasilitas, dan edukasi yang mendukung praktik ini. Regulasi pertanian organik sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas produk.

Selanjutnya, kunjungan berlanjut ke Tani Organik Merapi, sebuah komunitas yang mengembangkan pertanian organik berbasis kemandirian petani. Di sini, peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai pentingnya pertanian organik, mulai dari penggunaan pupuk dan pestisida alami, sistem pertanian berkelanjutan, hingga cara meningkatkan kualitas tanah dan hasil panen tanpa bergantung pada bahan kimia sintetis. Selain itu, peserta juga berkesempatan untuk mempraktikkan perhitungan harga jual hasil panen mereka dan mengetahui Break Even Point (BEP)-nya.
Kunjungan ini memberikan banyak manfaat bagi peserta, terutama dalam memahami bagaimana praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dapat diterapkan secara luas. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, para petani dan komunitas tani di Indonesia dapat lebih termotivasi untuk mengadopsi sistem pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Ke depan, kunjungan semacam ini akan terus diadakan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas dan pengetahuan petani serta memperkuat jaringan kerja sama antara berbagai pemangku kepentingan di sektor pertanian.