INTANI.ORG – Keresahan akan limbah pertanian, peternakan dan industri rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik membuat pemuda asal Klaten, Afip Amrizal Basri tergerak untuk membuat inovasi menjadi pupuk organik.

“Ngobrol dengan 4 teman melihat kondisi lingkungan dan limbah yang ada, alhamdulilah kami memiliki visi yang sama jadi tercetuslah ide untuk membuat pupuk organik,” terang Afip mengawali paparannya sebagai narasumber inspiratif webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 100, Rabu (21/12/2022).

Bukan hal yang mudah untuk mewujudkan rencana tersebut, Afip (25) menuturkan masih terkendala modal dan pengetahuan karena ia sendiri merupakan lulusan sarjana komputer. “Dari situ kami coba buat proposal dan ajukan ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten, alhamdulillah diterima dan kebetulan juga kerja sama dengan BATAN untuk teknologinya,” ujarnya.

Didampingi dan dilatih selama 2 tahun, Afip mengatakan produksi awal hingga 800 kwintal dan kini bisa mencapai 12 ton perbulan. “Kami menggunakan teknologi Inoculant Microba Rhizosfer (IMR) yang bisa mempercepat proses fermentasi limbah menjadi pupuk organik, jadi sangat menguntungkan dari segi waktu produksi dan lebih menyuburkan tanah”.

Selain karena alasan lingkungan, Afip menuturkan melihat peluang besar dengan mengelola usaha pupuk organik karena berdasarkan data yang disampaikan Mentan, RI baru mampu memproduksi 13 juta ton pupuk sedangkan kebutuhan pupuk mencapai 24 juta ton.

“Bahkan di kabupaten Klaten saja setidaknya perputaran uang untuk pupuk mencapai 124 miliar, namun sayangnya pihak ketiga yang menguasai pasarnya. Jika kami bisa setidaknya menguasai 10% pasar nilainya cukup fantastis,” ujar Afip

Afip bersama rekannya mendirikan CV Aji Berkah Tani dengan tagline ‘Mandiri Pangan diawali dengan Mandiri Pupuk’. Hingga kini sudah berkembang dengan terbentuk P4S, Asosiasi Pasar Tani Klaten dan bergabung dengan Komunitas Petani Muda Klaten.

“Jadi kami terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar bertani, membuat pupuk dan lainnya. Nanti kami dampingi dan latih juga, selain itu kami juga ada kegiatan Ngoper (Ngobrol Pertanian) yang sudah 9 kali dilaksanakan,” terang Afip.

Slamet Widodo, dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten UPTD Agrotechnopark turut menyampaikan program pendampingan ini sudah berjalan dari 2020.

“Sesuai program presiden Jokowi di tahun 2016 untuk membentuk 100 sains technopark di Indonesia, sehingga kami ada kerja sama dengan BATAN untuk teknologinya untuk berbagai produk pertanian termasuk pengelolaan pupuk organik ini. Maka kami juga beruntung bisa bertemu pemuda seperti Afip dan rekan-rekannya,” terang Slamet.

Founder komunitas Petani Muda Klaten, Yusuf Murdani juga turut bangga dengan Afip sebagai salah satu petani muda Klaten dari 80 petani muda yang sudah terbentuk di 6 kabupaten Klaten. Target komunitas ini bisa membentuk seribu petani muda di Klaten.

“Tiga poin penting yang harus dibangun untuk membentuk petani muda yaitu self belive, self image dan memiliki harga diri. Jadi kita harus menyakinkan pemuda bahwa pertanian itu profesi yang keren, lalu kita bentuk citranya bahwa hasil dari pertanian bisa meningkatkan status ekonomi dan sosial dan terakhir bantu mereka menjadi tokoh penting di masyarakat. Seperti Afip yang berhasil menjadi perangkat desa dan contoh petani muda yang sukses secara finansial serta memberdayakan masyarakat,” terang Yusuf.

Guntur Subagja, ketua umum Intani dalam pengantarnya menuturkan tingkat ketergantungan akan pupuk kimia sangat tinggi dan kesadaran petani untuk menggunakan pupuk organik terkadang masih rendah. “Kehadiran sosok Afip ini memang sangat dibutuhkan, selain memproduksi pupuk organik Afip juga mengedukasi dan memberdayakan para petani sehingga mampu menyerap hasil produksi,” ujarnya.

Selain itu menurut Guntur, sistim yang dilakukan Afip sangat bagus dengan membangun jejaring dengan para stakeholder terkait sehingga dari hulu hingga hilir bisa terbentuk rantai pasok yang baik.

“Hal ini sejalan dengan visi Intani dalam menghubungkan para pelaku usaha pertanian mulai dari produksi, pengolahan dan pasar sehingga terbentuk jaringan pertanian yang kuat serta meningkatkan nilai ekonominya,” tutup Guntur.

Webinar inspirasi bisnis Intani dengan tema ‘Sulap Limbah jadi Pupuk Organik’ ditayangkan via daring dan streaming di TANITV dipandu Ila Failani, CEO DEDIGO(Desa Digital Global) aplikasi desa modern. Kegiatan ini juga diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.*

LEAVE A REPLY