Berbasis Social Enterprise, Pelita Desa Nursery Sukses Tembus Pasar Global Tanaman Hias
INTANI.ORG – Menggabungkan antara kegiatan pemberdayaan masyarakat dan bisnis merupakan salah satu gagasan yang tidak hanya fokus pada dampak ekonomi tetapi juga dampak sosial berkelanjutan.
Sosok milenial inspiratif dari Bogor, Cici Melita Rahmawati merupakan direktur sekaligus pendiri Pelita Desa Nursery yang berbasis social enterprise. Bersama teman-teman dari berbagai latar belakang, mereka fokus untuk membudidayakan tanaman hias daun endemik Indonesia.
“Saat pandemi, ramai soal tanaman hias, kami mulai tertarik dan cari tahu soal pasar tanaman hias ini. Di bulan Maret 2021, kami dirikan PDN dengan memberdayakan masyarakat sekitar untuk budidaya tanaman hias,” tutur Cici dalam pembuka paparannya sebagai narasumber webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 66, ditayangkan streaming di TANITV, Rabu (06/04).
Cici juga menyampaikan selain memberdayakan masyarakat sekitar sebagai kelompok tani, ia juga bermitra dengan beberapa petani yang sudah konsen berbudidaya tanaman hias di berbagai daerah. “Untuk mitra kita ada yang di daerah Jawa Tengah, Malang dan luar pulau Jawa”.
Untuk skema bisnis, Cici menuturkan ada sedikit perbedaan antara kelompok tani binaan dan mitra. “Kami sebagai offtaker melebeli diri ‘Tengkulak Soleh’, dimana kami mengedepankan keuntungan bersama, tidak hanya meningkatkan pendapatan perusahaan tetapi juga kesejahteraan kelompok tani dan mitra. Untuk kelompok tani diberikan permodalan, bibit dan pendampingan khusus , sementara mitra hanya sebagai supplier kami”.
Milenial berusia 25 tahun ini juga menuturkan tanaman hias memiliki potensi pasar global yang sangat besar. “Jadi dari awal target kami memang pasar global. Dari bulan Maret sampai Agustus kami jadi supplier, namun setelah itu eksportir tidak mampu lagi menyerap produksi kami. Sehingga kami nekat mencari pasar sendiri dengan mengikuti International Floriculture Expo di Florida pada September 2021”.
Tidak sia-sia setelah kegiatan itu PDN berhasil menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk langsung ekspor ke Florida. Kesuksesan terus berlanjut hingga PDN mampu membuat Expo tanaman hias sendiri di Bandung, Februari 2022 dengan mengundang langsung buyer dari Ekuador. “Target kami hingga akhir tahun ini menginisiasi ‘Indonesia Pop Up’, bagaimana kami dapat hadir di berbagai negara di dunia dengan membawa nama Indonesia dan tanaman endemik asli Indonesia”.
Hal ini penting karena menurut Cici, Indonesia memiliki potensi tanaman endemik yang sangat beragam, namun belum terdata dengan baik dan kurangnya budidaya sehingga sering terjadi klaim dari negara lain. “Sehingga dari Asia nantinya tidak hanya negara Thailand, Vietnam atau China yang terkenal, tetapi juga Indonesia. Sesuai tagline kami ‘Green The World Through Ornamental Plants”.
Guntur Subagja, selaku ketua umum Intani sangat bangga dan mengapresiasi bisnis model yang dijalankan Cici. Dalam pengantarnya Guntur menyampaikan “setidaknya ada dua value yaitu sosial dan spiritual. Di bisnis pertanian tidak hanya sekedar hitung-hitungan ekonomi saja, tetapi juga perlu adanya perhitungan dampak sosial berkelanjutan bagi masyarakat luas”.
“Sesuai konsen Intani dalam mencetak petani milenial seperti Cici yang mampu mengembangkan pertanian dari sektor hulu sampai hilir dan mampu mengaplikasikan smart farming di produksi serta digitalisasi di aspek pasar. Model bisnis ini akan Intani jadikan contoh untuk diaplikasikan di berbagai daerah untuk mempercepat regenerasi petani muda,”pungkas Guntur.*