INTANI.ORG – Beternak sapi perah menjadi pilihan Valentinus Indhiarto Aris Gunadi atau yang akrab disapa Aris sebagai ladang usaha setelah ia berhenti dari pekerjaannya sebagai pelatih hewan di Taman Safari selama dua belas tahun. Sapi perah dipilih karena menurutnya memiliki keuntungan berlipat dibandingan sapi pedaging.
“Saya generasi ketiga sebenarnya, namun sewaktu dikelola kakek dan ayah saya bisa dibilang seperti ‘mati segan hidup tak mau’, ada margin tapi hitungannya tidak bisa mensejahterakan hulunya sendiri,” terang Aris mengawali paparannya sebagai narasumber inspiratif webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 99, Rabu (14/12/2022).
Aris mulai beternak sapi perah dengan dua ekor sapi yang ia kredit dari koperasi. Fokus awal membiakan sapi untuk memperbaiki turunannya sehingga lebih berkualitas. Hingga berkembang di tahun 2016 dan Aris mendirikan CV. Bambang Family Dairy untuk pengelolaan yang lebih profesional.
“Bambang itu saya ambil dari nama ayah saya yang sudah almarhum, harapannya dengan BFD ini bisa terus berkembang dan mensejahterakan para peternak sapi perah, mulai dari sektor hulunya, tidak hilirnya saja,” ujar Aris.
Belajar dari cara beternak generasi sebelumnya yang kurang menguntungkan, Aris pun fokus membuat berbagai produk olahan dari hasil susu perahnya. “Hingga saat ini setidaknya kami ada 21 jenis produk olahan, dari susu kemasan, keju mozarella, yoghurt, camilan, aneka produk kecantikan dan merchandise,” ujarnya.
Pemasaran produk juga sudah merambah Jabodetabek dan luar provinsi, sistim pemasarannya tidak hanya offline tetapi juga online ke beberapa e-commerce. “Selain fokus penjualan produk, BFD juga menyediakan fasilitas agroedukasi dan magang,” terangnya.
Setidaknya ada 25.000 pengunjung dari 900 sekolah yang sudah datang ke BFD menurut Aris, selain itu BFD juga bekerja sama dengan 26 SMK dan 8 universitas untuk tempat magang. Selain itu juga ada kegiatan ‘BFD goes to school’, sebagai satu cara edukasi dan promosi dengan sistim jemput bola.
Aris juga mernargetkan di tahun 2024 BFD yang berlokasi di desa Sindang Jaya, Cipanas, Cianjur – Jawa Barat bisa menjadi agrowisata nomor satu di Cianjur. “Dengan begitu bisa lebih banyak orang teredukasi terutama para milenial sehingga meningkatkan ketertarikan mereka untuk beternak sapi,” terangnya.
Saat ini sudah ada 8 karyawan dan 17 anggota mitra yang tergabung dalam kelompok Tani Ternak Berkah Mukti. “Saat ini kami juga sedang fokus membangun pabrik untuk peningkatan produksi seluas kurang lebih 2.600 meter persegi, ini juga sebagai salah satu langkah memenuhi persyaratan BPOM. Di tahun depan juga kami sudah memproyeksikan akan ada lonjakan produksi hingga 1.000 liter perhari,” ujarnya.
BFD juga mengusung konsep peternakan zero waste, karena limbah kotoran dan air seni dikelola dan dijual kembali sebagai pupuk ke para petani organik dan bunga sekitar. “Itu pun saya sering kehabisan dan harus ambil dari peternak lain,” terang Aris.
Guntur Subagja, ketua umum Intani dalam pengantarnya mengatakan bahwa sektor peternakan sapi memang memiliki pasar yang luas tidak hanya sapi pedaging tetapi juga sapi perah.
“Jumlah kebutuhan konsumsi masyarakat akan daging dan susu memang tinggi, bahkan hingga kini masih bergantung dengan impor. Dengan manajemen pengelola yang Aris lakukan dari hulu hingga hilir merupakan contoh yang sangat baik bagaimana beternak seharusnya sehingga mensejahterakan mulai dari sektor hulu,” ujar Guntur.
Peningkatan literasi masyarakat akan peternakan dengan eduwisata menurut Guntur juga sudah sangat tepat, seperti yang dilakukan Intani melalui kegiatan webinar inspirasi bisnis Intani series dan eduwisata yang disediakan di Intani Farm, Bogor.
“Kemitraan menjadi hal penting dalam mengembangkan peternakan selain untuk meningkatkan produksi juga untuk memperluas jariangan pemasaran. Diharapkan lebih banyak peternak yang mengadopsi sistim manajemen BFD, sehingga terwujud kemandirian pangan khususnya daging dan susu tanpa harus bergantung pada impor,” pungkas Guntur.
Aris juga berpesan bagi para petani milenial untuk tidak ragu bergerak disektor peternakan karena memiliki pasar yang besar dan nilai ekonomi yang tinggi. “Perlakukan hewan dengan sepenuh hati, maka hasilnya tidak akan mengecewakan dan tingkatkan nilai jual dengan membuat inovasi produk olahan. Di awal memang kita akan kerja keras, lalu kerja cerdas dan jadi kerja ikhlas,” tutupnya.
Webinar inspirasi bisnis Intani yang dipandu Ila Failani, Bidang Komunikasi & Kerjasama Antar Lembaga Intani dilaksanakan via daring dan streaming di TANITV turut dihadiri Atas Wijayanto, Independen PTPN IV Sumatera Utara dan ratusan peserta dari berbagai daerah lainnya.*