INTANI.ORG – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan musik adalah penyemangat dan pemersatu bangsa Indonesia yang kaya akan keragaman suku dan budaya.
Menurut Sandi, musik adalah pemersatu seluruh elemen masyarakat. Bangsa yang begitu kaya akan keberagaman dengan musik yang universal. Selain itu menjadi bangsa yang besar dan bangga dengan budayanya.
“Ini adalah bentuk apresiasi keberagaman budaya Indonesia termasuk musik Nusantara, sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika. Kita semakin diingatkan bahwa karya-karya ini membesarkan hati kita,” kata Menparekraf Sandiaga Uno, Selasa (25/5/21).
Menparekraf mengatakan industri musik memiliki potensi menyerap tenaga kerja yang besar. Ia menyebutkan, terdapat setidaknya 18 juta masyarakat yang menggantungkan hidupnya di industri dan ekonomi kreatif termasuk musik.
Sandi juga telah melakukan langkah-langkah inovasi, pelatihan, dan kolaborasi untuk memberikan apresiasi karya musik di daerah selama pandemi.
Menurutnya, pandemi Covid-19 memaksa semua sektor untuk beradaptasi dan berinovasi. Salah satunya implementasi protokol kesehatan, yang harapannya mampu memicu industri kreatif dan UMKM untuk kembali bangkit dan terinspirasi.
“Pandemi membuat kita melihat sisi-sisi terbaik kemanusiaan dan potensi-potensi prima dari pelaku ekonomi kreatif kita. Ini juga bentuk apresiasi bagaimana kita semua memberikan sentuhan kepada bangsa besar yang mampu bertahan dan melihat peluang menjadi pemenang,” ujar Menteri Sandiaga.
Saya menyampaikan terima kasih untuk semua rekan-rekan musik di Indonesia, karena semangatnya yang tanpa kenal lelah. Ini adalah bukti bahwa kita punya talenta-talenta yang bisa bersaing di dunia.
“Semoga kegiatan ini menginspirasi musisi daerah dalam berkarya, mendukung industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk melanjutkan pembangunan Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Malam Puncak Lomba Karya Anak Komunitas menghadirkan lima besar komunitas musik di berbagai daerah di Indonesia untuk unjuk gigi menampilkan musik dan budayanya. Kelima tim tampil memukau dengan iringan musik dan pakaian tradisional yang dikemas secara modern.
Tim Komunitas Linkar Kreatif Independen Jember berhasil meraih juara pertama dan juara favorit dalam perhelatan itu. Di belakangnya adalah Walk on Water Community dari Nias, Sumatra Utara dan Cendrawasih Team dari Papua yang masing-masing meraih juara kedua dan ketiga.
Selanjutnya, Komunitas Kreasi Seni Anak Paser Kalimantan Timur dan Musisi Kulon Progo Yogyakarta masing-masing meraih juara harapan satu dan dua. (ud/ed).