Intani Talk edisi ke-166 kembali hadir sebagai ruang inspirasi dan edukasi bagi petani dan nelayan dari Sabang sampai Merauke. Program ini merupakan kolaborasi antara Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani) dengan Divisi ESG PT Pegadaian. Disiarkan secara langsung melalui YouTube dan laman resmi Tani TV, Intani Talk mengangkat berbagai kisah inspiratif dari lapangan, termasuk dalam program The Gade Integrated Farming (TGF).
Pada edisi kali ini, tema yang diangkat adalah “Ternak Cuan Ala Ocik”, menghadirkan narasumber muda inspiratif, Ocik Parabeta, seorang peternak sapi milenial asal Kediri, Jawa Timur. Meski berlatar belakang pendidikan manajemen dan bukan berasal dari keluarga peternak, Ocik berhasil membangun bisnis ternaknya dari nol hingga dikenal luas melalui media sosial.
Awalnya, Ocik hanya membantu orang tua memberi pakan sapi di rumah, setelah lapak es teh yang ia kelola ditertibkan Satpol PP. Di tengah kesibukan menulis skripsi dan laptop yang rusak, ia mulai mengunggah kegiatan ternaknya di TikTok. Siapa sangka, unggahan-unggahan tersebut menarik perhatian dan memperluas jejaringnya di kalangan peternak.
Dari sekadar menjualkan sapi orang lain dan mendapat komisi kecil, kini Ocik mampu memperjualbelikan rata-rata lima ekor sapi setiap bulan. Ia membeli sapi, merawatnya di rumah, dan menjualnya lewat media sosial. Tak hanya itu, ia juga memelihara indukan sapi betina untuk menghasilkan keturunan berkualitas. Semua dikelola dari rumahnya yang dekat dengan pasar hewan Kediri.
Tantangan yang ia hadapi tak sedikit. Selain biaya pakan yang tinggi, terutama untuk konsentrat dan hijauan, harga sapi juga kerap fluktuatif. Strategi Ocik sederhana: menjual hanya saat harga menguntungkan, agar bisa menutupi seluruh biaya operasional. Ia juga memanfaatkan limbah pertanian seperti daun tebu muda dan rumput liar sebagai pakan alternatif, serta mempertimbangkan fermentasi pakan saat musim kemarau.
Ocik mengelola bisnis ini secara mandiri, dibantu pamannya. Untuk transportasi sapi, ia masih menyewa truk dan bermimpi memiliki kendaraan sendiri suatu hari nanti. Dalam sesi webinar, ia juga berbagi pengalaman menghadapi prasangka di pasar ternak yang mayoritas dihuni pedagang pria. Namun berkat konsistensi dan kerja keras, kini banyak pedagang mengenalnya dan menghargai kiprahnya.
Keberhasilan Ocik tak lepas dari kemampuannya memanfaatkan media sosial sebagai alat promosi yang efektif. Ia tidak hanya menjual, tetapi juga membangun kepercayaan dengan mengunggah cerita, tips, dan aktivitas sehari-hari di kandang. Pendekatan soft selling ini berhasil menarik perhatian banyak calon pembeli.
Dalam sesi tanya jawab, Ocik menjawab berbagai pertanyaan dari peserta webinar, mulai dari kiat pemasaran jarak jauh, strategi saat harga turun, hingga pengendalian penyakit seperti PMK menjelang Idul Adha. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan kandang, vaksinasi, dan paparan sinar matahari untuk menjaga kesehatan ternak.
Ketua Umum Intani, Pak Guntur Subagia, yang turut hadir dalam webinar, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Ocik. Beliau menekankan bahwa bisnis di sektor pertanian dan peternakan tidak selalu membutuhkan modal besar. Yang terpenting adalah kemauan, kreativitas, dan pemanfaatan teknologi. Beliau juga mendorong pentingnya membangun ekosistem peternakan terintegrasi, misalnya koperasi peternak, agar efisiensi biaya bisa dicapai dan peternak kecil bisa bersaing secara sehat.
Ocik juga berharap agar pemerintah dapat memberikan subsidi pada pakan konsentrat, karena saat ini menjadi beban biaya terbesar. Seperti halnya di sektor padi dan jagung yang kini memiliki harga pokok pembelian (HPP), sektor peternakan juga memerlukan kepastian harga untuk mendukung keberlanjutan usaha para peternak.
Kisah Ocik Parabeta adalah bukti nyata bahwa peternakan bisa menjadi ladang cuan yang menjanjikan, bahkan dimulai dari rumah dan dari modal minim. Dengan semangat, konsistensi, serta pemanfaatan digital, peternak muda seperti Ocik dapat menjadi pionir kebangkitan sektor peternakan Indonesia yang lebih modern, inklusif, dan berkelanjutan.